Selasa, 28 April 2009

PROFIL PERUSAHAAN

Nama perusahaan : PT Bumi Resources Tbk.
Alamat : MidPlaza 2, 11st floor
Jl. Jend Sudirman kav 10-11
Jakarta 10220, Indonesia
Website : www.bumiresources.com
Bidang usaha : minyak, Gas Bumi, Pertambangan dan Energi

Perusahaan ini mempunyai visi yaitu “menjadi perusahaan operator bertaraf intrnasional dalam sektor energy” serta misi “menjaga kesinambungan usaha dan daya saing perseroan dalam menghadapi persaingan terbuka di masa mendatang…….”. Untuk menyempurnakan visi dan misi, perseroan juga mempunyai langkah stategis untuk mampu bersaing dengan perusahaan sejenis.
Bumi Resources merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada eksplorasi sumber daya alam khususnya batubara. Bumi Resources merupakan ekspor batu bara terbesar di Indonesia. Perusahaan berdiri pada tahun 1973 yang bergerak di bidang perhotelan dan pariwisata. Pada tanggal 13 Agustus 1998 perusahaan merubah usaha inti menjadi perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak, gas alam dan pertambangan. Tahun 1990 perusahaan yang dulunya adalah perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka dengan menjual sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (yang sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia atau BEI). Pada bulan November 2001, perusahaan mengakuisisi 80% saham PT. Arutmin Indonesia dari BHP Minerals Exploration Inc. Arutmin Indonesia adalah produsen batubara dengan 2 tambang batu bara terbuka yang berada di Senakin dan Satuui di Kalimantan Selatan. Oktober 2003, perusahaan membeli 100% kepemilikan PT Kaltim Prima Coal (“KPC”) sebagai langkah lebih lanjut untuk melakukan ekspansi usaha. Dengan mengakuisisi KPC maka perusahaan memberikan kontribusi sebesar 40% dari total produksi batubara nasional tahun 2004.

DEBT TO EQUITY RATIO

GRAFIK DER dan CLOSE PRICE

Dilihat dari grafik diatas, Struktur modal nya dari tahun ke tahun bisa dikatakan belum terlalu optimal. Hal ini dikarenakan flukutasi harga saham penutupan akhir tahun dari tahun 2004 sampai 2006 dan juga 2008 hanya dikisaran angka dibawah Rp 1000. Hal ini memiliki margin angka yang cukup drastis bila kita melihat catatan pada tahun 2007, yang harga penutupan sahamnya mencapai angka Rp 6000. Kurang optimalnya struktur modal (yang tercermin dari harga saham penutupan. Dimana harga saham penutupan yang maksimal mencerminkan optimal nya struktur modal perusahaan) berimbas pada kurang maksimalnya nilai perusahaan (dimana menurut Trade-off theory 1, struktur modal yang optimal, akan memberikan nilai perusahaan yang maksimal).

KESIMPULAN

Menurut kelompok kami, kondisi perusahaan tiap tahunnya berbeda-beda, karena fluktuasi angka DER apabila dibandingkan dengan pergerakan harga saham penutupan tiap tahunnya mengalami perubahan yang berfluktuasi. Seperti contoh pada tahun 2004 ke 2005 angka DER mengalami penurunan yang diikuti juga oleh harga saham dari 2004 ke 2005. Menurut Trade-off theory 1, DER yang turun menunjukkan utang berkurang yang mencerminkan kondisi perusahaan yang berkinerja baik, namun hal itu justru tercermin pada harga saham yang turun, hal ini mungkin disebabkan adanya faktor lain yang mengakibatkan turunnya harga saham tersebut. Tapi terjadi anomali pada tahun 2007, dimana harga penutupan saham pada akhir tahun melonjak menjadi Rp 6.000 yang berarti harga saham ini melonjak sebesar 500% lebih dibandingkan penutupan harga saham tahun sebelumnya. Banyak hal yang mempengaruhi sehingga terjadi hal tersebut, tapi yang jelas dilihat dari tingkat DER pada tahun 2007 ini nilai perusahaan bisa dikatakan paling maksimal.