Selasa, 12 Mei 2009

PROFIL PERUSAHAAN

Nama perusahaan : PT Bumi Resources Tbk.
Alamat : MidPlaza 2, 11st floor
Jl. Jend Sudirman kav 10-11
Jakarta 10220, Indonesia
Website : www.bumiresources.com
Bidang usaha : minyak, Gas Bumi, Pertambangan dan Energi

Perusahaan ini mempunyai visi yaitu “menjadi perusahaan operator bertaraf intrnasional dalam sektor energy” serta misi “menjaga kesinambungan usaha dan daya saing perseroan dalam menghadapi persaingan terbuka di masa mendatang…….”. Untuk menyempurnakan visi dan misi, perseroan juga mempunyai langkah stategis untuk mampu bersaing dengan perusahaan sejenis.
Bumi Resources merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada eksplorasi sumber daya alam khususnya batubara. Bumi Resources merupakan ekspor batu bara terbesar di Indonesia. Perusahaan berdiri pada tahun 1973 yang bergerak di bidang perhotelan dan pariwisata. Pada tanggal 13 Agustus 1998 perusahaan merubah usaha inti menjadi perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak, gas alam dan pertambangan. Tahun 1990 perusahaan yang dulunya adalah perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka dengan menjual sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (yang sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia atau BEI). Pada bulan November 2001, perusahaan mengakuisisi 80% saham PT. Arutmin Indonesia dari BHP Minerals Exploration Inc. Arutmin Indonesia adalah produsen batubara dengan 2 tambang batu bara terbuka yang berada di Senakin dan Satuui di Kalimantan Selatan. Oktober 2003, perusahaan membeli 100% kepemilikan PT Kaltim Prima Coal (“KPC”) sebagai langkah lebih lanjut untuk melakukan ekspansi usaha. Dengan mengakuisisi KPC maka perusahaan memberikan kontribusi sebesar 40% dari total produksi batubara nasional tahun 2004.

ANALISIS MANAJEMEN MODAL KERJA PERUSAHAAN

Modal Kerja bersih= Aktiva lancar-kewajiban lancar

Perhitungan Cash Conversion Cycle (CCC) dari tahun 2004-2007

Cash Conversion Cycle (CCC) = days of sales outstanding (DSO) + Days of Sales Inventory (DSI) – Days of Payables Outstanding (DPO)

KESIMPULAN

Bila modal kerja bersih menurun, keuntungan perusahaan cenderung naik. Tetapi, kenaikan keuntungan ini, di saat yang sama juga akan menaikkan risiko likuiditas perusahaan, yang berakibat kebijakan pembiayaan jangka pendek perusahaan berdampak pada modal kerja bersih yang pada akhirnya melibatkan pertimbangan risiko, dan tingkat pengembalian (Risk Return Trade Off). Dalam data yang telah kami hitung tentang modal kerja bersih perusahaan, diketahui angka yang semula pada tahun 2004 dan 2005 bernilai minus (kecil) yang mengindikasikan perusahaan ini untung, tidak diikuti dengan data tahun-tahun berikutnya yang cenderung mengalami kenaikan (2006-2007). Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan yang menurun.
Secara garis besar, performa perusahaan apabila dipandang dari sisi CCC (Cash Convertion Cycle) bisa dikatakan baik, walaupun memang tingkat CCC-nya mengalami fluktuatif dari 2004 hingga 2007. Pada dasarnya, apabila angka CCC semakin kecil, itu menunjukkan bahwa pengelolaan modal kerjanya bagus. Dan yang dialami perusahaan pada tahun 2004-2005 sempat mengalami penurunan, namun dari 2005-2006 mengalami kenaikan signifikan, meskipun pada tahun berikutnya (pada tahun 2007) mengalami penurunan. Tetapi secara garis besar, performanya stabil.
Mengapa pada tahun 2006 bisa mengalami kenaikan? Hal itu disebabkan tingginya tingkat DSI (Days of Sales Invnetory) yang terjadi karena besarnya perbandingan antara HPP dan persediaan.